Proses Pemilihan Kepemimpinan dan Strategi Dakrwah Khulafaur Rasyidin

LAPORAN PENGAMATAN SKI
PEMILIHAN KEPEMIMPINAN DAN STRATEGI DAKWAH KHULAFAURRASYIDIN

OLEH :
-      ADITYA PUTRA PRATAMA
-      MUHAMMAD NUGRAHA MAHARDHIKA
-      MUHAMMAD ALBIAN

X MIA 1
MAN 19 JAKARTA
2017




BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Khulafaurrasyidin merupakan para pengganti rasulullah dalam masa kepemimpinan islam. Terpilihnya khulafaurrasyidin banyak melalui berbagai cara yang tentunya sesuai kesepakatan bersama, namun tak sedikit juga sebuah kaum pada masa itu yang tak setuju dengan pemilihan khulafaurasyidin. Sama halnya dengan pemilihan gubernur di DKI Jakarta, ada yang setuju dan juga ada yang tidak. Lalu bagaimana persamaan dan perbedaan kegiatan pemilihan kepemimpinan keduanya? Maka dari itu kami akan membahasnya lebih dalam.

B.      Tujuan
-          Untuk memenuhi Nilai tugas kelompok yang diberikan ibu Idawati S.Pd.
-          Untuk membandingkan pemilihan kepemimpinan Abu bakar dan Umar bin Khattab dengan pemilihan gubernur di DKI Jakarta.
-          Untuk membandingkan strategi dakwah Abu Bakar dan Umar bin Khattab.

C.      Manfaat
-          Kita dapat mengetahui bagaimana cara pemilihan kepemimpinan yang dapat diambil hikmahnya
-          Kita dapat mengetahui strategi dakwah yang dapat kita jadikan acuan dalam menjalani hidup











BAB II
PEMBAHASAN
1.      Abu Bakar As-Shidiq

a)      Proses Pengangkatan
Proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah berlangsung dramatis. Setelah Rasulullah wafat, kaum muslim di Madinah, berusaha utuk mencari penggantinya. Ketika kaum muhajirin dan ansar berkumpul di Saqifah bani Sa’idah terjadi perdebatan tentang calon khalifah. Masing-masing mengajukan argumentasinya tentang siapa yang berhak sebagai khalifah. Kaum anshar mencalonkan Said bin Ubaidillah, seorang pemuka dari suku al-Khajraj sebagai pengganti nabi. Dalam kondisi tersebut Abu Bakar, Umar, dan Abu Ubaidah bergegas menyampaikan pendirian kaum muhajirin, yaitu agar menetapkan pemimpin dari kalangan Quraisy. Akan tetapi hal tersebut mendapat perlawanan keras dari al-Hubab bin munzir (kaum Anshar). Di tengah perdebatan tersebut Abu Bakar mengajukan dua calon khalifah yaitu Abu Ubaidah bin Zahrah dan Umar bin Khattab, namun kedua tokoh ini menolak usulan tersebut.
Akan tetapi Umar bin Khattab tidak membiarkan proses tersebut semakin rumit, maka dengan suara yang lantang beliau membaiat Abu Bakar sebagai khalifah yang diikuti oleh Abu Ubaidah. Kemudian proses pembaiatanpun terus berlanjut seperti yang dilakukan oleh Basyir bin Saad beserta pengikutnya yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah ternyata tidak sepenuhnya mulus karena ada beberapa orang yang belum memberikan ikrar, seperti Ali bin Abi Thalib, Abbas bin Abdul Muthalib, Fadl bin al-Abbas, Zubair bin al-Awwam bin al-Ash, Khalid bin Sa’id, Miqdad bin Amir, Salman al-Farisi, Abu Zar al-Gifari, Amma bin Yasir, Bara bin Azib dan Ubai bin Ka’ab. Telah terjadi pertemuan sebagian kaum muhajirin dan Anshar dengan Ali bin Abi Thalib di rumah Fatimah, mereka bermaksud membai’at Ali dengan anggapan bahwa Ali bin Abi Thalib, lebih patut menjadi khalifah karena Ali berasal dari bani Hasyim yang berarti ahlul bait.
Proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah pertama, menunjukkan betapa seriusnya masalah suksesi kepemimpinan dalam masyarakat Islam pada saat itu, dikarenakan suku-suku Arab kepemimpinan mereka didasarkan pada sistem senioritas dan prestasi, tidak diwariskan secara turun temurun.
Setelah didapatkan kesepakatan dalam proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah, kemudian ia berpidato yang isinya berupa prinsip-prinsip kekuasaan demokratis yang selayaknya dimiliki oleh seorang pemimpin negara.
Terdapat beberapa inti dari pemilihan kepemimpinan Abu Bakar yaitu :
-          Dipilih secara musyawarah
-          Terjadi banyak perdebatan
-          Munculnya kaum syiah yang mendukung Ali

b)      Strategi dakwah
Banyak cara yang dilakukukan Abu Bakar dalam berdakwah dalam memimpin negara, yaitu :
·         Pembukuan Al-quran
Karena kekhawatiran banyak penghafal yang gugur, maka dari itu Abu Bakar menyetujui usulan  dari Umar tersebut yang awalnya ragu, lalu menegaskan Zaid bin Tsabit untuk pengumpulan ayat-ayat alqur’an untuk dibukukan.
·         Perluasan Wilayah akibat ancaman dari luar yang dihasilkan dari keberhasilan dalam perang
Meski ancaman wilayah jazirah arab aman, namun berbeda dengan ancaman luar yang sedang bergerak. Maka karena itu, Abu Bakar ingin memperluas wilayah islam hingga keluar jazirah islam ke syiria melalui 4 panglima besar perang diantaranya adalah Yazid bin Abu Sufyan, Abu Ubaidah bin Jarrah, Amru bin Ash, Surahbil bin Hasanah

2.       Umar bin Khattab `

a)      Proses Pengangkatan
Sebelum meninggal, Khalifah Abu bakar bertanya kepada para Sahabatnya tentang penunjukan Umar bin Khattab sebagai penggantinya. Beliau menanyakan hal itu kepada Abdurrahman bin Auf, Usman bin Affan, Asid bin Hudhair Al-Anshary, Said bin Zaid serta sahabat-sahabatnya dari kaum Muhajirin dan Anshar. Pada umumnya mereka setuju dengan Abu Bakar dan kemudian disetujui oleh kaum muslim dengan serempak.
Ketika Abu Bakar sakit, beliau memanggil Usman bin Affah untuk menulis wasiat yang berisi tentang penunjukan Umar bin Khattab sebagai penggantinya. Tujuanya agar ketika sepeninggal beliau tidak ada kemungkinan perselisihan di kalangan umat Islam untuk masalah Khalifah.
Keputusan Abu Bakar tersebut diterima oleh Umat Islam. sehingga mereka secara beramai-rama membaiat Umar sebagai Khalifah. Dengan demikian keputusan tersebut bukan keputusan Abu Bakar sendiri namun persetujuan umat Muslim semua.
Umar mengumumkan dirinya bukan sebagai Khulafaur Rasul atau pengganti Rasul tapi sebagai amirulmukminin atau pengurus urusan orang-orang mukmin. Umar menjabat sebagai Khalifah selama 12 tahun.
Terdapat beberapa inti dari pemilihan kepemimpinan Umar bin Khattab yaitu :
-          Dipilih langsung oleh abu bakar sebelum meninggal melalui perantara Usman Bin Affan
-          Tidak ada perselisihan dikalangan umat islam dalam pemilihan Khalifah

b)      Strategi Dakwah
Berikut strategi dakwah Umar bin Khattab :
·         Mengeluarkan undang-undang
Dengan dikeluarkan undang-undang ini, ketertiban dalam suatu tempat akan menjadi teratur
·         Pembagian wilayah pemerintahan
Jadi, wilayah pemerintahan terbagi 2, yaitu pusat dan daerah. Pemerintahan pusat dipimpin oleh Khalifah, sedangkan Pemerintahan daerah dipimpin oleh Guberbur
·         Membentuk beberapa dewan
Selain itu, Umar juga membentuk beberapa dewan, yaitu Dewan Perbendaharaan Negara, Dewan Militer. Ia juga membuat utusan hakim yang pada saat itu hakim yang terkenal adalah Ali bin Abu Thalib

BAB III
PENUTUP

1.       Kesimpulan
a)      Persamaan pemilihan Khalifah pada masa Abu Bakar dan Umar dengan Pemilihan Gubernur DKI:
-          Keduanya mengikutsertakan Masyarakat dalam pemilihan kepemimpinan
b)      Perbedaan pemilihan khalifah pada masa Abu Bakar dan Umar dengan pemilihan Gubernur DKI:
Abu Bakar Assidiq
Umar bin Khattab
Gubernur DKI
-          Dipilih secara demokratis melalui perdebatan yang cukup panjang


Dipilih melalui penunjukan Abu Bakar yang mendapatkan persetujuan dari para sahabat
Dipilih melalui voting yang dilakukan oleh masyarakat tertentu
-          Munculnya perdebatan
Tidak adanya perdebatan
Tidak ada perdebatan, namun banyak masyarakat yang tak menerima hasil akhir dari pemilihan
-          Bergantung pada hasil musyawarah
Bergantung pada Abu Bakar melalui persetujuan para sahabat dan masyarakat
Bergantung pada hasil voting atau pemungutan suara yang dilakukan masyarakat







c)       Persamaan strategi dakwah pada masa Abu Bakar dengan Umar bin Khattab
-          Keduanya melalui perluasan wilayah ke daerah lain
d)      Perbedaan strategi dakwah pada masa Abu Bakar dengan Umar bin Khattab
Abu Bakar Assidiq
Umar bin Khattab
-          Pengumpulan dan pembukuan al-quran
-          Banyak melalui bidang politik
-          Banyak melalui penumpasan perang-perang untuk memerangi kaum tertentu
-          Pembagian 2 kekuasaan kepemerintahan yang berbeda kepemimpinan

-          Pembentukan dewan-dewan pada bidang tertentu

Jadi, dengan kita mempelajari sistem pemilihan kepemimpinan khulafaurasyidin dan strategi dakwahnya, dapat kita ambil hikmahnya berupa:
-          Dalam mengambil sebuah keputusan, lebih baik dibicarakan secara bersama-sama.
-          Dalam menentukan hasil dibutuhkan sebuah proses, dari prosesnya dapat berupa perdebatan, maka dari itu selsaikan cepat perdebatan dengan kedua pihak agar hasil keputusan cepat dihasilkan dengan persetujuan bersama.
-          Dalam jiwa pemimpin, dibutuhkan sikap membangun sebuah wilayahnya agar dapat hidup makmur.
-          Pembelaan Agama islam sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti Peperangan-peperangan yang dilakukan pada zaman Rasulullah dan Khulafaurrasyidin dalam membela kebenaran.
-          Dan Lain-lain

2.       Saran
Mungkin dengan adanya laporan ini, lebih memantapkan akal dan jiwa kita dengan mencermati isi-isi yang dapat diteladani dari para Khulafaurrasyidin. Kami juga mohon maaf karena banyak kesalahan kata-kata dalam laporan ini.

3.       Daftar Pustaka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Manusia Purba Luar Negeri

BattleField 2 | Download Gratis FPS Gameplay

Song